Selasa, 29 Januari 2013

INDAHNYA KEBERSAMA'AN

Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan.

Suatu hari di tepian kota. Waktu menunjukkan hampir tengah malam. Sepasang suami istri setengah baya itu mengemasi dagangannya. Sang istri membereskan piring, gelas dan perabot lain. Sedangkan si suami memasukkannya dalam gerobak.Sesaat mereka menghitung berapa laba yang masuk. Siapa pun tahu, penghasilan tak selalu datang seperti yang diharapkan. Terkadang hujan turun, pada waktu lain petugas ketertiban menghalau, atau kadang semuanya begitu menggembirakan.Manis dan asam memang bumbu penyedap sehari-hari. Yang pasti, esok, kehidupan sekali lagi harus dijalani. Mempunyai tekad keras serta berusaha tanpa menutupi muka seringkali tak cukup. Kita memerlukan sebuah kekuatan batin, yaitu kemampuan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi. Orang bilang, ini adalah sebuah keberserahan diri, sebuah tawakal, sebuah kepasrahan. Sepasang suami istri itu berjalan bergegas. Yang laki mendorong gerobak, yang perempuan terkantuk-kantuk duduk di atasnya. Keduanya berlalu menembus malam. Hidup memang bukan untuk dijalani sendiri. Tapi bersama-sama; teman, sahabat, keluarga atau tetangga. Hidup adalah untuk saling kuat-menguatkan, topang-menopang, serta kasih-mengasihi.

Dalam konteks itulah, Islam mengajarkan hidup yang sesungguhnya. Hidup yang tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan eksistensi diri. Tapi lebih dari itu, Islam mengajarkan kita meraih kehidupan yang bermakna, bermanfaat, bertanggung jawab, dan berorientasi ke masa depan (perhatikan QS 28:77). Esensi kebersamaan dalam hidup adalah adanya tolong-menolong dalam perbuatan kebajikan dan taqwa (QS 5:2), saling menasehati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang (QS 90:17, 103:3), dan saling mengingatkan dalam keimanan (QS 16:125). Dalam konteks kehidupan berbangsa, pengalaman empiris bangsa ini telah membuktikan dengan kebersamaan pendahulu dan pendiri bangsa ini berhasil meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Begitu pula dengan negara Jepang, misalnya, mereka bangkit dan kini menjadi salah satu negara maju dengan bermodalkan kebersamaan dan tekad yang kuat. Namun kondisi ironis terjadi saat ini.

Dikala bangsa ini belum bisa bangkit dari keterpurukan multidimensional, sebagian grassroot hingga elite sering terlibat â€کtawuran’. Kaum elite lebih mementingkan bagaimana mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan daripada memikirkan kesejahteraan rakyat. Sementara penegakan hukum pun jauh dari rasa keadilan masyarakat. Bahkan satu penelitian menyebutkan bahwa lembaga peradilan bak seperti tempat lelang dimana orang yang memiliki penawaran tertinggilah yang akan menang.

Sudah saatnya kita sadar dan bangkit dari keterpurukan. Singsingkan lengan baju, tahan emosi, tatap masa depan, duduk bersama dan renungkan solusi untuk bangkit. Mari kita bersama-sama raih dan rasakan indahnya kebersamaan. Wallahu a’lam bi ash Shawab


SELALU MERASA DI AWASI ALLAH S W T

Pada zaman Khalifah Umayyah, konon hiduplah seorang pemuda tampan bernama Hamzah. Di kampungnya, Ia termasuk perjaka tua apabila dilihat dari umurnya, tampaknya Hamzah terlambat untuk menikah.
Sejak kecil ia dibesarkan dalam keluarga miskin, ayahnya telah meninggal dunia dan ia tinggal bersama ibunya yang sudah sangat tua. Untuk menghidupi keluarga, Hamzah bekerja sebagai penjual air, yang hasilnya hanya cukup untuk makan sehari saja, karena kemiskinan dan kesibukan itulah sehingga ia tidak sempat berpikir untuk menikah. Namun pada suatu hari Hamzah meminta restu kepada ibunya untuk mendoakan, “Ibu, doakanlah agar Allah Swt memberikan kelapangan rejeki sehingga aku bisa memilih isteri yang salihah”. Atas permintaan tersebut, ibunya senantiasa mendoakan siang dan malam, agar keadaan ekonomi Hamzah dapat berubah menjadi lebih baik, terlebih-lebih lagi harapan ibunya, yaitu melalui doa memohonkan kepada Allah Swt agar anaknya mendapat isteri yang salihah.

Seperti biasanya setiap hari, pagi itui Hamzah pergi ke sungai untuk mengambil air guna dijual, dan dipasok kepada langganannya. Namun tiba-tiba matanya yang jeli melihat sebuah apel terbawa hanyut dan terapung di permukaan sungai. Buah apel itu dipungutnya lalu dimakan, akan tetapi ia teringat bahwa buah itu bukan miliknya, kalaupun hanyut, pasti ada pemiliknya. Dan dalam hal buah itu barang temuan, maka tidak seharusnya ia langsung dimakan, namun harus terlebih dahulu diumumkan kepada orang banyak. Tetapi, karena sudah terlanjur buah itu dimakan sedikit, ia merasa sangat menyesal.
Oleh karenanya, ia kemudian menyusuri dan menyusuri tepian sungai itu, karena merasa yakin bahwa buah yang jatuh dan terhanyut yang telah dimakannya itu, berasal jatuhan dari pohon yang tidak jauh dari sungai. Setelah Hamzah berjalan sekian lama, akhirnya ia menjumpai kebun pohon apel yang dicarinya, bahkan pemiliknya pun kebetulan sedang berada disitu.
Karena ia merasa telah lancang memungut dan memakan buah apel itu, Hamzah kemudian meminta maaf kepada pemilik pohon apel itu. Pemilik kebun apel tentunya menjadi sangat terheran-heran. Selama hidupnya baru kali ini ia menjumpai pemuda yang sangat jujur. “Pasti pemuda ini taat beribadah, pikir pemilik kebun dalam hatinya.
Atas permintaan maaf Hamzah tersebut, Pemilik kebun apel lalu menjawab, “Kau sudah terlanjur memakannya meskipun hanya sedikit, namun aku mengikhlaskannya. Akan tetapi dengan syarat engkau harus memenuhi permintaanku. “Syarat apakah Tuan?” tanya Hamzah. “Aku mempunyai anak gadis. Keadaannya sangat menyedihkan karena kakinya lumpuh, matanya buta dan telinganya tuli. Sudilah engkau mengawininya!” kata Pemilik kebun.
Hamzah tidak segera menjawab, karena Ia merasa terjebak dan dimanfaatkan oleh Pemilik kebun itu. Betapa teganya, masa anak gadis yang tidak bisa berjalan, buta dan tuli lagi, ia disuruh mengawininya.
“Bagaimana, kau mau kan?” desak Pemilik kebun.” Untuk sementara ini aku belum bisa memutuskannya”, jawab Hamzah.
“Apabila engkau menolak, maka aku tidak merelakan buah yang telah kau makan. Berarti engkau telah memakan barang haram, dan Allah Swt tidak akan mengampuni kesalahanmu. Tetapi jika engkau mau memperisterikan anakku, semuanya akan kuikhlaskan”, kata Pemilik kebun.
Hamzah serba salah, karena dihadapkan kepada dilema yang sulit untuk dipilih. Namun setelah berpikir lama, akhirnya ia memutuskan dan mau mengawini anak gadis Pemilik kebun itu.
Pemuda tampan itu, kemudian dipertemukan dengan calon isterinya, dan Hamzah terheran-heran, karena gadis yang ada di depannya tidak buta dan tuli serta memiliki kecantikkan yang luar biasa, yang membuat Hamzah sangat terpesona.
“Dimanakah gadis yang Tuan maksudkan?”, tanya Hamzah menegaskan. “Gadis itu sekarang ada di depanmu!” jawab Pemilik kebun.
“Tuan bilang, gadis itu cacat, akan tetapi …..? Tanya Hamzah.
Akhirnya pemilik kebun menjelaskan, “Benar calon isterimu buta, karena ia tidak mau melihat yang diharamkan Allah, ia bisu, karena ia tidak mau berbicara tentang segala sesuatu yang dilarang Allah, ia tuli, karena telinganya tertutup untuk mendengarkan suara-suara yang maksiat, dan juga ia lumpuh karena enggan pergi ke tempat-tempat yang dilarang Allah!”, demikian kata pemilik kebun.
“Alhamdulillah. Ternyata Allah telah mengabulkan doaku dengan memberiku isteri yang salihah”, kata Hamzah dalam hatinya.
“Anak gadisku ini memang telah lama mendambakan pemuda yang saleh, dan baru kali ini aku menemukan dirimu yang kuanggap jujur dan saleh”, ungkap Pemilik kebun.
“Semua yang kukerjakan itu karena aku selalu merasa diawasi oleh Allah Swt, sehingga aku berusaha berbuat sebaik mungkin dan berusaha agar tidak melanggar hal-hal yang telah disyariatkan Allah”‘ ujuar Hamzah.
Wallahu’alam bi shawab, mudah-mudahan bermanfaat sebagai bahan renungan kita, bahwa Allah Swt Maha Tahu sekalipun yang terucap dalam hati kita, dan kelak amal perbuatan kita, yaitu pendengaran, penglihatan dan apa yang ada di dalam hati akan dimintakan pertanggung jawabannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al Isyraa (QS,17) ayat 36,
ولا تقف ما ليس لك به علم إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسؤولا
Terjemahannya antara lain, ” …. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Amin Ya Rabbal Alamin.

KETIKA ALLAH MENCIPTAKAN WANITA



Ketika Tuhan menciptakan wanita , Dia lembur pada hari ke-6.
Malaikat datang dan bertanya ” Mengapa
Begitu lama Tuhan?”
Tuhan menjawab “Sudah kah engkau liat semua detail yg Aku buat
untuk menciptakan mereka?
2 tangan ini harus bisa dibersihkan,
tetapi bahannya bukan dr plastik. Setidaknya
terdiri dari 200 bagian, yang bisa digerakkan dan berfungsi
baik untuk segala jenis makanan. Mampu
menjaga banyak anak saat bersamaan,punya
pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan dan semua dilakukannya dengan 2 tangan ini.”
Malaikat itu Takjub. ” Hanya dengan 2 tangan?.. tidak mungkin!!”
Tuhan menjawab “Oh…Tidak!! Aku akan menyelesaikan ciptaan hari ini,karena ini adalah ciptaan favoritKU.
ya…dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri dan bisa bekerja selama 18 jam sehari.”
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk
wanita ciptaan Tuhan itu.
“Tapi Engkau membuatnya begitu Lembut Tuhan?”
“Yah…Aku membuatnya begitu lembut,tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang AKu berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa?”


“Dia bisa berpikir?” tanya malaikat.
Tuhan menjawab ” Tak hanya
berpikir,dia mampu bernegoisasi. “
Malaikat itu menyentuh dagunya. . .
“Tuhan Engkau buat ciptaan ini
kelihatanya lelah dan rapuh ! Seolah terlalu banyak beban baginya.”
“Itu bukan lelah atau rapuh…itu AIR MATA”.
“Untuk apa?”tanya malaikat
Tuhan melanjutkan : ” AIR MATA adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan,kegalauan, Cinta, kesepian,penderitaan dan kebahagian..”
“ENGKAU memikirkan segala sesuatunya.Wanita ciptaanMU ini akan sungguh
menakjubkan! “
“YA Mesti. . . ! Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona bagi laki-laki.
Dia dapat mengatasi beban bahkan laki-laki..
Dia Mampu menyimpan kebahagian dan pendapatnya sendiri.
Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menagis saat terharu, terharu saat tertawa, bahkan tertawa saat ketakutan.
Dia berkorban demi orang yang dicintainya.
Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya.
Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat.
CINTANYA TANPA SYARAT
Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
Dia girang dan bersorak saat melihat temannya tertawa.
Dia begitu bahagia mendengar kelahiran.
Hatinya begitu sedih saat mendengar berita sakit dan kematian Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup, dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
” Hanya 1 Kekurangan terbesar dari Wanita, DIA LUPA BETAPA BERHARGANYA DIA”
*hargailah dan sayangilah setiap mahkluk didunia… baik pria maupun wanita… karna setiap manusia didunia walaupun seburuk apapun mereka… pasti ada gunanya

     SUMBER : PONPES MAMBA'UL HISAN SELATAN